Berita

Ternyata, inilah salah satu faktor penyebab banyaknya PHK yang terjadi di industri tekstil! Begini solusinya …

Akhir-akhir ini berembus kabar bahwa banyak industri tekstil melakukan PHK besar-besaran. Salah satu penyebabnya karena perusahaan tersebut mengalami kelangkaan bahan baku untuk produksi.

Sementara itu, lonjakan permintaan, pergeseran rantai pasokan, dan keterbatasan lahan serta sumber daya untuk budidaya bahan konvensional seperti kapas belum sepenuhnya terpenuhi.

Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu yang terkena dampak dari fenomena ini. Menurut data VOA, efisiensi pekerja hingga penutupan pabrik tekstil di Jateng hingga awal Juni 2024 telah menyebabkan penutupan enam pabrik.

Mereka adalah PT Alenatex yang mem-PHK sekitar 700 karyawan, PT Dupantex (PHK 700 karyawan), PT Kusumahadi Santosa, (PHK 500 karyawan), PT Pamor Spinning Mills, (PHK 700 karyawan), PT Kusumaputra Santosa (PHK 400 karyawan), dan PT Sai Apparel (PHK 8.000 karyawan).

Sedangkan PHK yang dilakukan dengan alasan efisiensi terjadi di empat pabrik. Masing-masing adalah PT Sinar Pantja Djaja Semarang (2.000 karyawan), PT Djohartex (300 karyawan), PT Bitratex (400 karyawan) dan PT Pulomas (100 karyawan).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan kinerja ekspor industri tekstil Indonesia melemah di tahun 2023. Komoditas tersebut terdiri benang pintal, kain tenun, serat stapel buatan, serat/benang/strip filamen buatan, kain rajutan, kain sulaman/bordir, serat tekstil, sutra, dan sebagainya.

Pada 2023 volume ekspor industri tekstil nasional mencapai 1,49 juta ton, turun 2,43 persen dibanding 2022. Nilai ekspornya juga merosot 14,78 persen, menjadi sekitar $3,6 miliar.

Kinerja ekspor industri tekstil Indonesia sudah melemah dua tahun beruntun, yaitu di tahun 2022 dan 2023. Bahkan 2023 volume ekspornya lebih kecil dibanding masa pandemi, serta menjadi rekor terendah dalam sembilan tahun terakhir.

Sebagai contoh baru-baru ini terjadi di PT. Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex.

Perusahaan ini juga mengalami kendala administrasi dan pemblokiran rekening yang berimbas pada bagian operasionalnya. Namun, pihak sritex memilih tidak memberlakukan PHK karyawannya, melainkan merumahkan sekitar 2500 karyawan akibat kekurangan bahan baku.

Untuk mengatasi kelangkaan bahan baku ini, solusinya adalah dengan membuat sebuah invosi berkelanjutan sehingga dapat membantu banyak perusahaan tekstil tetap bisa berproduksi. Salah satu alternatif yang sangat mudah dan bahan bakunya melimpah adalah dengan memanfaatkan kapas serat daun nanas.

Kapas serat nanas adalah salah satu bahan yang semakin banyak dilirik karena beberapa alasan di antaranya karena memiliki sifat keberlanjutan, biodegradale, daya tahan kekuatan yang tinggi dan memiliki tekstur yang unik.

Pemanfaatan serat nanas juga bisa meningkatkan pendapatan petani nanas dan menciptakan lapangan kerja baru. Dari sisi lingkungan, penggunaan kapas serat nanas mengurangi ketergantungan pada kapas sintesis. Walaupun serat nanas menawarkan banyak manfaat, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti:

  • Skalabilitas Produksi: Untuk memenuhi kebutuhan industri, produksi serat nanas perlu ditingkatkan dan distandardisasi.
  • Proses Pengolahan: Teknologi untuk memproses serat nanas menjadi kain yang nyaman dan tahan lama masih memerlukan pengembangan.

Industri tekstil saat ini tengah mengadopsi inovasi di atas dalam skala kecil, namun diharapkan dapat menjadi alternatif utama bahan baku tekstil di masa depan.

Sumber : 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Hubungi Kami Melalui WhatsApp