Batik Dari Kain Serat Nanas Dengan Pewarna Alami Strobilanthes Cuchia, Dalam Upaya Mendukung Suistanable Fashion
Serat nanas secara umum mempunyai tekstur yang keras, kuat, dan tipis tetapi masih bisa dan paling baik digunakan sebagai bahan dasar dari benang. Kain yang dihasilkan oleh serat nanas ciri-cirinya mengilap dan masih memperlihatkan sulur-sulur. Kain ini cenderung kaku dan transparan, tetapi memiliki kilauan lembut dan garis halus. Sama seperti katun, kain ini mampu menyerap keringat dengan baik dan cocok digunakan pada malam hari karena mampu memberikan kehangatan.
Kami dari Sari Nanas berkolarobasi dengan pembatik lokal Temanggung @remen.alami dan UMKM Shibiru mencoba untuk memproduksi batik dari kain serat nanas dan dengan pewarna alam biru indigo dari shibiru.

Selama ini buah nanas hanya dikonsumsi buahnya atau diolah menjadi beragam makanan dan minuman, sementara sebulan sekali tanaman nanas dibersihkan dan daun yang paling tua dibuang. Maka, kami memanfaatkan limbah daun nanas ini untuk diambil seratnya kemudian dipintal menjadi benang dan dijadikan kain serat nanas. Segala proses dilakukan tanpa adanya penggunaan bahan kimia sehingga sangat ramah lingkungan.
Dalam pembuatan kain batik dari serat nanas caranya sama dengan kain yang lain, hanya saja sedikit lebih sulit , karena malamnya kadang tidak langsung tembus pada kainnya. Hal ini terjadi karena teksturnya yang kasar dan sedikit transparant. Untuk itu pada proses pewarnaan batik ini kami juga bekerjasama dengan UMKM Shibiru, UMKM yang memproduksi pewarna alami dari daun Strobilantes Cuchia sehingga menghasilkan warna biru indigo yang menawan. Semua proses produksi batik serat nanas ini dilakukan secara alami sehingga mendukung gerakan suistanable fashion. Proses batik.
Hasilnya ternyata tidak mengecewakan, secara visual kain dari serat nanas nanas adalah putih gading, serat lebih lembut, dan lebih kuat. Ketika diberi pewarna alam dari daun Strobilantes Cuchia membuat kain ini berwarna biru indigo, dengan motif yang unik.


